Cari Blog Ini

Jumat, 07 Oktober 2016

Di Banten, Pesanan Alat Peraga Kampanye Masih Sepi


ilustrasi : spanduk kampanye pemilihan legislatif  2014

#Reporter Agus Jaelani Melaporkan dari Rangkasbitung & Pandeglang#
“Biasanya kalau ada Pilkada ada saja yang order bikin spanduk atau pesan kaos kampanye. Tapi sampai hari ini saya belum menerima pesanan dari Tim Sukses calon manapun.” Kata Lutfi, salah satu pengusaha percetakan di Rangkasbitung yang membuka lapak di Stadion Ona, Jum’at, 7 Oktober 2016.

Ia memperkirakan, pesanan alat peraga kampanye akan mulai banyak saat masa kampanye dimulai.
“Mungkin mendekati masa kampanye akan banyak pesanan.” kata Lutfi.

Harga pembuatan spanduk yang merupakan kebutuhan alat peraga biasanya dihitung per meter. Sedangkan untuk kaos kampanye biasanya harganya tergantung kualitas kaosnya.
“Jumlah pesanan juga berpengaruh pada harga.” katanya.

Senada dengan Lutfi, pengusaha pengadaan alat peraga kampanye lainnya, Barok juga mengeluhkan hal yang sama. Pengusaha yang berdomisili di Pandeglang ini mengaku masih belum mendapat orderan atribut kampanye.

“Masih sepi. Atribut kampanye biasanya meliputi kaos, baju, spanduk, kalender dan alat sosialisasi lainnya. Biasanya saya belanja bahan dari konveksi di Jakarta, kemudian kita sablon.” kata Barok yang berdomisili di Pandeglang, Jum’at, 7 Oktober 2016. (*)

Marwah Daud : Kita bukan Orang Yang Ingin Kaya Secara Instan







 #TIM#
Ketua  Yayasan Padepokan Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud membantah keras anggapan bahwa pengikut Kanjeng adalah orang yang mau kaya secara instan. Dia mengatakan, bahwa santri di padepokan itu rata-rata masih bekerja seperti biasa. Kata Marwah, ada yang  bekerja di BUMN, ada yang aktif di angkatan, ada yang peneliti, ada yang pengusaha properti, ada yang pengusaha tambang. 

Marwah juga mencontohkan dirinya, yang terbang dari Jakarta pagi, kemudian tiba di Probolinggo butuh 3 jam sampai 5 jam. Setelah saya ikut acara, kemudian saya pulang lagi. Pesawat dari Surabaya kan banyak. Jadi kadang-kadang besok paginya saya sudah di Jakarta lagi. Dan itu sudah berlangsung beberapa tahun.

Ketika disinggung dugaan penipuan yang dilakukan oleh Kanjeng Taat, Marwah meminta agar mengutamakan azas praduga tak bersalah. 

“Beliau diberi kesempatan atas izin Allah, bahwa beliau memang dianugerahi ilmu. Bahwa yang beliau perlihatkan ke santri-santri itu bukan main sulap. Kita ingin disiarkan live.  Beliau selalu mengatakan, saya bukan wali, saya murid wali. Itu yang beliau sampaikan.” kata Marwah dalam salah satu wawancara di salah satu stasiun TV beberapa hari lalu.

Bahkan dirinya sangat ingin, agar Kanjeng Taat diberi kesempatan untuk live di depan Polda.
“Apakah itu nanti mewakili unsur dari pusat semua. Ada pengacara kami, supaya jadi barang bukti. Kemudian diperlihatkan kemampuan beliau untuk memperlihatkan ilmu atas izin Allah. Dan saya selalu berdoa, mudah-mudahan kami semua santrinya tidak sombong. Itu juga sebabnya, dia juga wanti-wanti jangan dimasukkan di media sosial.” Katanya.(*)

Mahasiswa Harus Jadi Motor Gerakan Anti Korupsi

Acep Saepudin, Pengacara muda asal Banten




#Agus Jaelani/Syarif Melaporkan dari : Lebak, Banten#

Pengamat Kepemudaan di Lebak, Acep Saepudin berharap, mahasiswa bisa menjadi penggerak utama Maka dengan demikian tidaklah berlebihan jika mahasiswa diharapkan juga dapat menjadi motor utama dalam gerakan anti korupsi di Indonesia. 

Pengacara muda asal Banten yang juga aktif di LBH KNPI Lebak ini mengatakan, jika melihat sejarah Indonesia, peran mahasiswa  terlihat menonjol dalam peristiwa-peristiwa besar seperti Kebangkitan Nasional Tahun 1908, Sumpah Pemuda Tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan Tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1966 dan Reformasi tahun 1998. 

“Dalam sejarah tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peran penting dalam menentukan perjalanan Bangsa Indonesia.”  kata Acep, Jum’at, 7 Oktober 2016 di Rangkasbitung.

Ditambahkannya, dengan Idealisme, semangat muda, dan kemampuan intelektual tinggi yang dimilikinya mahasiswa mampu berperan sebagai Agen Perubahan (Agent Of Change) di tingkat lokal, Nasional maupun Internasional. (*)

Ini 39 Kades Baru di Lebak Yang Dilantik Hari Ini



Agus Jaelani/Syarif
Melaporkan dari : Lebak, Banten
Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, Jum’at, 7 Oktober melantik 39 Kepala Desa hasil pemilihan kepala desa yang   dilaksanakan secara serentak di 63 desa pada tanggal 25 September 2016 lalu.
Pelantikan kepala desa di Lebak pada tahun 2016 ini dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama sebanyak 39 desa, sedangkan gelombang kedua sebanyak 24 desa rencananya akan dilakukan pada tanggal 22 November nanti.

Inilah nama-nama kepala desa yang
dilantik.
1.       Sumarna,
Kepala Desa Asem Margaluyu, Kecamatan Cibadak
2.       Rohman,
Kepala Desa Asem, Kecamatan Cibadak
3.       Aan
Supiana, Kepala Desa Cimentengjaya, Kecamatan Cibadak
4.       Nining
Nurulaeni, Kepala Desa Mekaragung, Cibadak
5.       Mulyanto,
Kepala Desa Narimbang Mulia, Kecamatan Rangkasbitung
6.       Dermawan,
Kepala Desa Cikapis, Kecamatan Kalanganyar
7.       Yudi,
Kepala Desa Sindangsari, Kecamatan Warunggunung
8.       Tatang,
Kepala Desa Cikulur, Kecamatan Cikulur
9.       Ujang
Hasan Basri, Kepala Desa Sukaharja, Kecamatan Cikulur
10.   Suherman,
Kepala Desa Paja, Kecamatan Sajira
11.   Daday
Hidayat, Kepala Desa Maja Baru, Kecamatan Maja
12.   Tatang
Saepulrohman, Kepala Desa Buyut Mekar, Kecamatan Maja
13.   H.
Jamhadi, Kepala Desa Pasir Kacapi, Kecamatan Maja
14.   Asep
Sutisna, S.Sos, Kepala Desa Sekarwangi, Kecamatan Curugbitung
15.   Jasmin,
Kepala Desa Sipayung, Kecamatan Cipanas
16.   Sayuti,
Kepala Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong
17.   Saikam,
Kepala Desa Sukanegara, Kecamatan Muncang
18.   Wahid,
Kepala Desa Jagakarsa, Kecamatan Muncang
19.   Lutpi,
Kepala Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Muncang
20.   Anung,
Kepala Desa Mekar Wangi, Kecamatan Muncang
21.   Jaya
Ganda, Kepala Desa Giri Jagabaya, Kecamatan Muncang
22.   Andi,
Kepala Desa Sindanglaya, Kecamatan Sobang
23.   Sutisna,
Kepala Desa Sukajaya, Kecamatan Sobang
24.   Eman
Setiaman, Kepala Desa Pasirbitung, Kecamatan Bojongmanik
25.   Dulhani,
Kepala Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten
26.   Jahari,
Kepala Desa Umbuljaya, Kecamatan Banjarsari
27.   Sakum,
Kepala Desa Labanjaya, Kecamatan Banjarsari
28.   Toha
Haerudin Purba, Kepala Desa Kertarahayu, Kecamatan Banjarsari
29.   H.
Ade Yusuf, Kepala Desa Leuwi Ipuh, Kecamatan Banjarsari
30.   Usup
Supardi, Kepala Desa Sumberwaras, Kecamatan Malingping
31.   Hasan,
Kepala Desa Barunai, Kecamatan Cihara
32.   Uton
Witono, Kepala Desa Cibrengkok, Kecamatan Panggarangan
33.   Juhani,
Kepala Desa Pamubulan, Kecamatan Bayah
34.   Supandi,
SH, Kepala Desa Cidikit, Kecamatan Bayah
35.   Ukan
S, Kepala Desa Gunungwangun, Kecamatan Cibeber
36.   Lili,
Kepala Desa Situmulya, Kecamatan Cibeber
37.   Narta,
Kepala Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber
38.   Arnan
Sunjaya, Kepala Desa Cikadu, Kecamatan Cibeber
39.   H.
Ajat Sudrajat, Kepala Desa Sinargalih, Kecamatan Cibeber