Cari Blog Ini

Selasa, 04 Oktober 2016

Awas, Waspada Aksi Tipu-Tipu Berburu Harta Bung Karno



Oleh : Achmad Syarif
Hati hati dengan modus penipuan dengan bergaya  pencarian barang pusaka atau barang antik,atau barang yang langka ,yang sebenarnya barang barang tersebut mustahil didapatkan atau mungkin saja ada namun sangat sulit didapatkan. '
Berikut beberapa modus penipuan berburu harta Bung Karno :
1. Mengangkat Emas Batangan di tempat-tempat keramat
Biasanya modus ini, oknum penipu akan berpura-pura bisa mengangkat harta karun atau emas batangan di tempat-tempat keramat. Ada berbagai persyaratan yang diminta pada korban, alasannya untuk mahar atau membeli perlengkapan ritual. Ujung-ujungnya bisa ditebak, harta yang keluar tidak tidak sesuai yang diharapkan, misalnya yang dipegang oleh si penipu hanya batangan kuningan.
Si penipu pun akan membuat berbagai alasan kenapa bukannya emas yang keluar melainkan hanya kuningan. “Mungkin tekad sampeyan belum bulat.” Demikian biasanya mereka beralasan.
Tapi karena sudah penasaran, maka ketika si penipu mengajak berburu harta karun ditempat lain, korban yang sudah jelas-jelas ketipu ini bergabung lagi. Ini terjadi terus menerus sampai harta yang dirumah pun terkuras. Daya khayalan yang tinggi dengan harapan untuk dapat untung besar ,untuk mencapai hal tersebut ia tak segan segan meminjam uang sana sini termasuk pada Bank ,ataupun teman teman sejawatnya

2. Mencairkan Uang Bung Karno di Bank Swiss
Ada juga modus penipuan berburu harta Soekarno yang lebih canggih lagi. Isu harta peninggalan Presiden kita pertama ''Bung Karno''yang katanya masih tersimpan  dengan aman di Bank Switzerland dan katanya jumlah itu bernilai bukan miliaran namun triliunan.
Si penipu akan meyakinkan korban bahwa  dokumen-doukumen untuk mencairkan harta di Bank Swiss tersebut sudah ada. Tinggal si korban diminta untuk membiayai operasional untuk menelusuri pencairan dana itu di Bank Swiss.
Sebagaimana pernah dilansir oleh Merdeka.com pada Kamis, 8 Mei 2014 lalu ada seorang wartawan senior bernama  Safari ANS pernah meluncurkan sebuah buku yang berjudul  buku Harta Amanah Soekarno. Dalam tulisan dalam buku tersebut, Safari menuliskan bahwa Presiden RI pertama pernah meminjamkan harta senilai 57 ribu ton emas kepada pemerintah Amerika Serikat.
Menurut Safari, atas harta yang dipinjamkan tersebut maka Indonesia berhak atas fee sebesar 2,5 persen atau senilai zakat setiap tahunnya. Perjanjian tersebut dituangkan dalam dokumen  The Green Hilton Memorial Agreement atau perjanjian pemberian utang.

Namun sayangnya, Safari tidak bisa menunjukkan bukti otentik perjanjian tersebut.
"Dokumen Grand Hilton masih terpecah, cerai berai belum sepenuhnya utuh ada 12 halaman lebih. Ini merupakan konspirasi internasional untuk menghilangkannya. Dokumennya ada yang asli dan palsu. Saya tidak pegang yang asli, ada (yang asli) dipegang orang. Saya pernah lihat yang asli tapi tidak boleh difoto," ujar Safari di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2014 sebagaimana dilansir merdeka.com.
Safari menuturkan, dokumen asli tersebut dipegang oleh orang Indonesia yang ditinggal di Eropa. Namun dia menolak menyebutkan namanya orang tersebut. "Orang Indonesia tinggal di Eropa," ujar dia.

"Secara teori membuktikan harta amanah itu ada. Saya ingin agar orang Indonesia, sejarawan dan birokrat mencatat fakta sejarah ini ada," tambah Safari.
Keluarga Bung Karno sendiri berulangkali menampik isu tentang adanya harta Bung Karno di Bank Swiss.  Menurut cucu Bung Karno, Puan Maharani, selama ini tak pernah ada bahasan soal harta Soekarno itu. Ibu Puan, Megawati Soekarnoputri--yang pernah bertemu dengan Soekarno, juga tak pernah bercerita tentang harta Soekarno. "Ibu mengatakan bahwa hal itu tak ada dan belum terbukti." Kata Puan yang merupakan putri Megawati Soekarno Putri tersebut beberapa tahun lalu. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar