Oleh : Achmad Syarif
Hati hati dengan
modus penipuan dengan bergaya pencarian barang pusaka atau barang
antik,atau barang yang langka ,yang sebenarnya barang barang tersebut mustahil
didapatkan atau mungkin saja ada namun sangat sulit didapatkan. '
Berikut beberapa modus penipuan berburu harta Bung Karno :
1. Mengangkat Emas Batangan di tempat-tempat keramat
Biasanya modus ini,
oknum penipu akan berpura-pura bisa mengangkat harta karun atau emas batangan
di tempat-tempat keramat. Ada berbagai persyaratan yang diminta pada korban,
alasannya untuk mahar atau membeli perlengkapan ritual. Ujung-ujungnya bisa
ditebak, harta yang keluar tidak tidak sesuai yang diharapkan, misalnya yang
dipegang oleh si penipu hanya batangan kuningan.
Si penipu pun akan
membuat berbagai alasan kenapa bukannya emas yang keluar melainkan hanya
kuningan. “Mungkin tekad sampeyan belum bulat.” Demikian biasanya mereka
beralasan.
Tapi karena sudah
penasaran, maka ketika si penipu mengajak berburu harta karun ditempat lain,
korban yang sudah jelas-jelas ketipu ini bergabung lagi. Ini terjadi terus
menerus sampai harta yang dirumah pun terkuras. Daya khayalan yang tinggi
dengan harapan untuk dapat untung besar ,untuk mencapai hal tersebut ia tak
segan segan meminjam uang sana sini termasuk pada Bank ,ataupun teman teman
sejawatnya
2. Mencairkan Uang Bung Karno di Bank Swiss
2. Mencairkan Uang Bung Karno di Bank Swiss
Ada juga modus penipuan berburu harta Soekarno yang lebih canggih lagi. Isu
harta peninggalan Presiden kita pertama ''Bung Karno''yang katanya masih
tersimpan dengan aman di Bank Switzerland dan katanya jumlah itu bernilai
bukan miliaran namun triliunan.
Si penipu akan
meyakinkan korban bahwa dokumen-doukumen
untuk mencairkan harta di Bank Swiss tersebut sudah ada. Tinggal si korban
diminta untuk membiayai operasional untuk menelusuri pencairan dana itu di Bank
Swiss.
Sebagaimana pernah dilansir oleh Merdeka.com pada Kamis,
8 Mei 2014 lalu ada seorang wartawan senior bernama Safari ANS pernah meluncurkan sebuah buku yang
berjudul buku Harta Amanah Soekarno.
Dalam tulisan dalam buku tersebut, Safari menuliskan bahwa Presiden RI pertama
pernah meminjamkan harta senilai 57 ribu ton emas kepada pemerintah Amerika
Serikat.
Menurut Safari, atas harta yang dipinjamkan
tersebut maka Indonesia berhak atas fee sebesar 2,5 persen atau senilai zakat
setiap tahunnya. Perjanjian tersebut dituangkan dalam dokumen The Green Hilton Memorial Agreement atau
perjanjian pemberian utang.
Namun sayangnya, Safari tidak bisa menunjukkan bukti otentik perjanjian tersebut.
Namun sayangnya, Safari tidak bisa menunjukkan bukti otentik perjanjian tersebut.
"Dokumen Grand Hilton masih terpecah, cerai
berai belum sepenuhnya utuh ada 12 halaman lebih. Ini merupakan konspirasi
internasional untuk menghilangkannya. Dokumennya ada yang asli dan palsu. Saya
tidak pegang yang asli, ada (yang asli) dipegang orang. Saya pernah lihat yang
asli tapi tidak boleh difoto," ujar Safari di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2014
sebagaimana dilansir merdeka.com.
Safari menuturkan, dokumen asli tersebut dipegang
oleh orang Indonesia yang ditinggal di Eropa. Namun dia menolak menyebutkan
namanya orang tersebut. "Orang Indonesia tinggal di Eropa," ujar dia.
"Secara teori membuktikan harta amanah itu ada. Saya ingin agar orang Indonesia, sejarawan dan birokrat mencatat fakta sejarah ini ada," tambah Safari.
"Secara teori membuktikan harta amanah itu ada. Saya ingin agar orang Indonesia, sejarawan dan birokrat mencatat fakta sejarah ini ada," tambah Safari.
Keluarga Bung Karno sendiri
berulangkali menampik isu tentang adanya harta Bung Karno di Bank Swiss. Menurut cucu Bung Karno, Puan Maharani,
selama ini tak pernah ada bahasan soal harta Soekarno itu. Ibu Puan, Megawati
Soekarnoputri--yang pernah bertemu dengan Soekarno, juga tak pernah bercerita
tentang harta Soekarno. "Ibu mengatakan bahwa hal itu tak ada dan belum
terbukti." Kata Puan yang merupakan putri Megawati Soekarno Putri tersebut
beberapa tahun lalu. (*)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar