#TIM#
Ketua
Yayasan Padepokan Kanjeng Taat Pribadi,
Marwah Daud membantah
keras anggapan bahwa pengikut Kanjeng adalah orang yang mau
kaya secara instan. Dia mengatakan, bahwa santri di padepokan itu rata-rata masih
bekerja seperti biasa. Kata Marwah, ada yang bekerja di BUMN, ada yang aktif di angkatan,
ada yang peneliti, ada yang pengusaha properti, ada yang pengusaha tambang.
Marwah juga mencontohkan dirinya, yang terbang
dari Jakarta pagi, kemudian tiba di Probolinggo butuh 3 jam sampai 5 jam.
Setelah saya ikut acara, kemudian saya pulang lagi. Pesawat dari Surabaya kan
banyak. Jadi kadang-kadang besok paginya saya sudah di Jakarta lagi. Dan itu
sudah berlangsung beberapa tahun.
Ketika disinggung dugaan penipuan yang dilakukan oleh Kanjeng Taat, Marwah meminta agar mengutamakan azas praduga tak bersalah.
Ketika disinggung dugaan penipuan yang dilakukan oleh Kanjeng Taat, Marwah meminta agar mengutamakan azas praduga tak bersalah.
“Beliau diberi kesempatan atas izin Allah, bahwa
beliau memang dianugerahi ilmu. Bahwa yang beliau perlihatkan ke santri-santri
itu bukan main sulap. Kita ingin disiarkan live.
Beliau selalu mengatakan, saya bukan wali, saya murid wali. Itu yang beliau
sampaikan.” kata Marwah dalam salah satu wawancara di salah satu stasiun TV beberapa hari lalu.
Bahkan dirinya sangat ingin, agar Kanjeng Taat diberi kesempatan untuk live di depan Polda.
“Apakah itu nanti mewakili
unsur dari pusat semua. Ada pengacara kami, supaya jadi barang bukti. Kemudian
diperlihatkan kemampuan beliau untuk memperlihatkan ilmu atas izin Allah. Dan
saya selalu berdoa, mudah-mudahan kami semua santrinya tidak sombong. Itu juga
sebabnya, dia juga wanti-wanti jangan dimasukkan di media sosial.” Katanya.(*)Bahkan dirinya sangat ingin, agar Kanjeng Taat diberi kesempatan untuk live di depan Polda.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar